#45_NAD_FFF_1_Cermin
Jumlah kata: 98
REFLEKSI
Cermin itu menarikku untuk berdiri di depannya. Tetapi aku tak berani. Aku selalu takut untuk melihat diriku di cermin.
Cermin tak pernah merefleksikan diriku yang sebenarnya. Seringkali buram. Cermin-cermin lain bahkan menampilkan pantulan aneh. Kadang mulutku membesar, mataku hanya sebelah, telingaku hilang atau lidahku memanjang. Sejak itu, aku selalu takut untuk bercermin.
Tapi cermin ini, memantulkan setiap detil bayanganku sama persis dengan keadaan sebenarnya. Membuatku lega. Kiranya Tuhan menjawab doa-doaku. Dia mengirimkan cermin jernih padaku.
Hatiku riang melihat gambaran diriku di cermin. Tapi kulihat ada aku yang lain terbaring, memandang nanar ke arah cermin, diiringi tangis dan talqin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PUISI RAKYAT (PUISI LAMA): PANTUN
KOMPETENSI DASAR 3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puis...
-
KOMPETENSI DASAR 3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puis...
-
SHURA dan DIMA ~cerpen Lilynd Madjid~ "Shura!" Suara seruan di kejauhan menyentakkanku dari keasyikan mengintai ikan di tep...
Terkadang kita tidak bisa melihat diri kita sendiri dengan jernih. Tetapi seringkali orang lain pun menilai diri kita secara subyektif, hingga citra yang terlihat akan sedikit berbeda sesuai sudut pandang orang yang melihat.
BalasHapusYang paling jernih dan tepat tentu saja penilaian Dia yang menciptakan kita.
Konon saat sakaratul maut, seseorang diperlihatkan gambaran dirinya semasa hidup. Sampai ke hal-hal paling detail.
Entah apakah tulisan dalam FF kali ini tepat untuk menganalogikan apa yang ingin saya gambarkan sebelumnya.. 😁
#sulit_euy_nulis_ff 😅