Rabu, 17 Juni 2020

MENUMBUHKAN KEBIASAAN MEMBACA PADA ANAK



MENUMBUHKAN KEBIASAAN MEMBACA PADA ANAK




Sering kita menemukan informasi, baik di media cetak maupun elektronik, yang menyatakan bahwa kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia jauh tertinggal. Salah satu informasi tersebut dapat ditemukan pada situs resmi Kantor Bahasa Bengkulu (kantorbahasabengkulu.kemdikbud.go[.]id), yang menyatakan bahwa kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia berada pada urutan 60 dari 61 negara.

Informasi itu bukanlah sekedar informasi tanpa data, sebab diperoleh berdasarkan penelitian pemeringkatan literasi internasional Most Literate Nations in the World, yang diterbitkan Central Connecticut State University, Maret 2016 dan dilansir oleh jpnn[.]com pada 13 April 2016.

Setelah mengetahui data tersebut tentu kita merasa miris, bukan? Bagaimana tidak, karena berdasarkan hasil penelitian itu, kemampuan membaca dan menulis negara kita dinilai nyaris berada pada posisi juru kunci. Dalam tulisan ini, saya tidak akan menyoroti keduanya melainkan salah satunya saja, yaitu kemampuan membaca.

Kemampuan membaca di sini tentu saja bukan sekedar mengenali simbol-simbol huruf yang terdapat dalam sebuah teks. Melainkan juga sebagai suatu proses mental atau proses kognitif, yang dalam proses tersebut seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan merespon pesan penulis (Davies, 1997 dalam Nurlaela, 2013).

Bagaimana seorang anak dapat memiliki kemampuan membaca yang baik? Jawabannya tidak lain adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan sedari kecil. Repetition is mother of knowledge, demikian ungkapan Barat yang dikutip oleh situs m.hidayatullah[.]com, yang memiliki arti, pengulangan atau pembiasaan adalah induk dari ilmu atau pun pengetahuan dan ketrampilan.

Dari sana, dapat kita jadikan pijakan bahwa jika menginginkan anak-anak kita memiliki kemampuan atau keterampilan membaca yang baik, maka biasakanlah sejak dini. Apakah sulit membiasakan anak-anak untuk membaca? Berdasarkan pengalaman pribadi dan pengamatan-pengamatan, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk memudahkan pembiasaan membaca pada anak.

1. Pemberian contoh atau teladan

   Segala sesuatu dimulai dari orang tua. Jika menginginkan anak yang biasa membaca, maka berilah teladan. Sangat tidak masuk akal jika kita mengharapkan anak memiliki hobi membaca, sementara mereka tidak pernah melihat kita, orang tuanya, membaca. Jika di lingkup sekolah, tentu bapak dan ibu guru yang berperan sebagai pemberi teladan.

2. Sediakan fasilitas membaca yang memadai

   Sediakanlah buku-buku di rumah, tentu yang sesuai dengan usia anak kita. Setelahnya, letakkan buku di tempat-tempat yang mudah dilihat dan dijangkau oleh mereka. Percayalah, dengan melihat contoh dari orang tua yang gemar membaca, lalu tersedianya buku-buku di dekat mereka, niscaya minat mereka untuk mengetahui isi buku akan muncul.

  Jika kondisi tidak memungkinkan untuk membeli buku, mengajak mereka secara berkala ke perpustakaan atau taman bacaan adalah pilihan pengganti yang baik. Apalagi perpustakaan biasanya memiliki koleksi buku yang lebih beragam, sehingga lebih banyak jenis yang bisa dipilih oleh anak bergantung pada minat mereka.

3. Ceritakan bagian menarik buku yang kita baca

   Trik lain yang bisa dilakukan untuk memancing minat anak untuk membaca adalah dengan menceritakan bagian menarik dari isi buku. Tentu tidak semua kita ceritakan pada mereka. Sebagian saja, sekedar membangkitkan rasa ingin tahu dalam diri mereka.

4. Jauhkan gawai dari anak

   Terakhir, mungkin yang paling signifikan untuk membantu menumbuhkan minat baca pada anak adalah dengan menjauhkan gawai dari mereka. Paling tidak membatasi penggunaannya. Gawai di sini beragam jenisnya, mulai dari televisi, komputer, tablet hingga ponsel. Semakin sedikit mereka beraktivitas dengan gawai, semakin besar kemungkinan mereka untuk beralih pada buku, sebagai alternatif mengisi waktu mereka.

Keempat hal di atas mungkin hanya sebagian kecil cara yang dapat dicoba oleh para orang tua atau guru, yang menginginkan anak-anak atau anak didiknya lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan membaca buku.

Sumber referensi:
https://kantorbahasabengkulu.kemdikbud.go.id/2018/01/23/menyoal-geliat-literasi-di-indonesia/

https://m.hidayatullah.com/kajian/jendela-keluarga/read/2017/12/05/129681/pembiasaan-bagian-penting-pendidikan-anak.html

https://www.paud.id/2015/11/contoh-penanaman-sikap-anak-paud.html

http://www.luthfiyah.com/2013/04/tentang-kemampuan-membaca.html?m=1

BandungBarat, 13 Juni 2020
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI RAKYAT (PUISI LAMA): PANTUN

      KOMPETENSI DASAR 3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puis...