Rabu, 25 Mei 2016

Perjalanan Kelam




Perjalanan Kelam
Puisi Lily N. D. Madjid


Berjalan gamang
di atas  titian rapuh
Yang membentang jauh
pada rahang lembah curam
terjal

Melangkah tanpa pegangan
sementara bebatu tajam  di bawah sana
memandangku diam-diam
menghitung pada detik ke berapa
tubuh ini akan melayang
jatuh
luruh
terhempas
dan mereka siap meyambutku
dengan reruncing yang  tegak menantang

kakiku gemetar
angin menampar dari arah belakang
goyah
lalu mata kian memburam
namun masih sempat kutangkap
kepak sayap burung-burung nasar
berkelebat
mendekat
sementara jerit mereka
meneriakkan ramalan kematian

mungkinkah itu kematianku?

Pijakan semakin retas
tetapi aku masih saja
memaksa untuk melangkah
menerobos rambu-rambu
yang terpasang
mengabaikan peringatan
yang mengancam

Alangkah bodohnya
Alangkah bodohnya

Entah untuk apa langkah ini kulakukan


(Tembilahan, 25 Mei 2016)

Luka Menganga



Luka Menganga
Puisi Lily N. D. Madjid


Dingin dan sepi mengundang ilusi
Mengalirkan cerita tentang seorang wanita sunyi
Yang mengembara dari kisah ke kisah
Datang dia pada satu dimensi ke dimensi lainnya
Dimensi yang tak pernah mengenal ruang dan waktu
Direguknya anggur pada cawan-cawan indah

--Tak ada dosa di sini!
 Atau mungkin dia meninggalkannya entah di mana?

Ia berpura-pura semuanya nyata
sekaligus menolak bahwa ia ada di sana
ia menyapa sosoksosok pembawa bara
memeluknya erat
sambil mendekap luka yang  tergores dalam di dadanya
meneguk berkali-kali anggur pada cawan-cawan yang kian maya

--sungguh tak ada dosa di sini!
Teriaknya hampa
Sambil mengusap setitik airmata
Yang ditinggalkan oleh luka yang mengaga di hatinya
Jauh di sudut  hatinya


                                                   (Tembilahan, 19 September 2013)

PUISI RAKYAT (PUISI LAMA): PANTUN

      KOMPETENSI DASAR 3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puis...