Perjalanan Kelam
Puisi Lily N. D. Madjid
Berjalan gamang
di
atas titian rapuh
Yang
membentang jauh
pada rahang
lembah curam
terjal
Melangkah tanpa pegangan
sementara bebatu
tajam di bawah sana
memandangku
diam-diam
menghitung
pada detik ke berapa
tubuh ini akan melayang
jatuh
luruh
terhempas
dan mereka
siap meyambutku
dengan
reruncing yang tegak menantang
kakiku
gemetar
angin menampar
dari arah belakang
goyah
lalu mata
kian memburam
namun masih
sempat kutangkap
kepak sayap
burung-burung nasar
berkelebat
mendekat
sementara
jerit mereka
meneriakkan
ramalan kematian
mungkinkah
itu kematianku?
Pijakan semakin retas
tetapi aku
masih saja
memaksa
untuk melangkah
menerobos
rambu-rambu
yang
terpasang
mengabaikan
peringatan
yang
mengancam
Alangkah
bodohnya
Alangkah
bodohnya
Entah untuk
apa langkah ini kulakukan
(Tembilahan,
25 Mei 2016)