Rabu, 17 Juni 2020

INTO THE WILD: MEMAKNAI HIDUP DARI SUDUT PANDANG BERBEDA



INTO THE WILD: MEMAKNAI HIDUP DARI SUDUT PANDANG BERBEDA
#SebuahReviuFilm
#SpoilerAlert




Judul Film: Into the Wild
Tahun rilis: 2007
Sutradara: Sean Penn
Pemain: Emile Hirsch, Marcia Gay Harden, William Hurt, Jena Malone, Catherine Keener, Brian Dierker, Vince Vaughn, Zach Galifianakis, Kristen Stewart, Hal Holbrook.


Pertama kali saya menonton film Into the Wild sekitar tahun 2009 atau 2010 di chanel HBO. Kemudian kembali menontonnya beberapa waktu lalu saat link film ini tanpa sengaja melintas kembali di linimasa media sosial saya. Film yang dibuat berdasarkan kisah nyata Christopher Johnson McCandless (diperankan dengan baik oleh Emile Hirsch) ini bercerita tentang seorang mahasiswa cerdas yang berasal dari keluarga kaya di Washington DC, yang meninggalkan rumah, karena ingin bertualang menuju Alaska.

Ketidakharmonisan hubungan kedua orangtua membuatnya menyimpan kemarahan dan memiliki keinginan untuk memberontak. Ditambah lagi dengan pemikiran idealisnya dalam memandang kehidupan membuat ia cenderung menjauhkan diri dari kehidupan modern. Memiliki impian untuk hidup di alam bebas, tanpa orang lain.

McCandless kemudian diceritakan betul-betul pergi setelah mendonasikan seluruh uang tabungannya, membakar uang tunai yang dimilikinya dan bergantung pada alam sepenuhnya. Sekuat tenaga bertahan di tengah kebekuan dan kesunyian pegunungan, di kawasan dengan cuaca dan kondisi yang berat untuk tinggal. Lalu hidup di sebuah bus, Fairbanks 142 peninggalan International Harvester tahun 1940-an.

Walau pada awalnya perjalanan itu bertujuan untuk menggapai kebebasan dan menghindari orang lain, tapi pada kenyataannya justru membawanya bertemu dengan orang-orang yang pada akhirnya membuat ia menyadari, bahwa kebahagiaan hanya dapat dirasakan saat kita membaginya dengan orang lain.

Adegan pembuka film ini dimulai dengan menampilkan petikan puisi dari Lord Byron yang menggambarkan pemikiran McCandles. Kemudian mata kita dimanjakan dengan suguhan keindahan alam yang luar biasa saat McCandle memulai perjalanannya menuju alam bebas. Ini menjadi salah satu kelebihan dari film Into the Wild. Sejak awal hingga akhir, tak putus-putusnya menampilkan pemandangan indah yang mengesankan.

Tidak hanya itu, selain pemandangan indah, theme song pengiring film ini juga memperkuat penggambaran cerita. Deretan lagu-lagu yang dibawakan oleh Eddie Vedder, begitu memanjakan telinga dan membuat kita ingin ikut bersenandung. Sebut saja Long Night yang menjadi lagu latar pada opening scene, Hard Sun, Society, No Ceiling, Guaranteed, Far Behind, Rise, Tuolumne, dan End of The Road. Semuanya hadir untuk memperkuat jalan cerita yang disuguhkan.

Selain itu, film ini juga begitu banyak menyuguhkan pemikiran-pemikiran  McCandless yang membawa kita untuk turut berpikir, dan merenungi hakikat kehidupan yang sesungguhnya. Misalnya saja, pada adegan-adegan awal saat McCandless menjalani acara wisuda di kampusnya. McCandless mengajak kita merenung dengan pandangannnya yang mengatakan bahwa orang-orang yang dilihatnya itu adalah orang-orang belum dewasa yang bodoh, dan akan segera tamat.

Ada juga pemikirannya yang menyatakan bahwa 'kebebasan yang hakiki adalah ketika kita bebas pergi ke mana saja yang kita inginkan, menjauhkan diri bahkan dari sejarah, tekanan hukum dan kewajiban yang menjengkelkan' dan 'bahwa benda-benda hanyalah benda, yang tidak dapat mengikat kita'.

Pemikiran-pemikiran tersebut pada akhirnya juga membuat kita dapat memahami, mengapa seorang McCandless melakukan perjalanan itu. Ia ingin melepaskan semua yang bersifat materiil dari dirinya, bahkan ia juga melepaskan namanya dan menggantinya menjadi Alexander Supertramp.

Dari segi jalan cerita, Into the Wild memang agak sedikit membuat kita mengerutkan kening karena menggunakan alur flashback berkali-kali yang memaksa kita untuk tetap fokus agar dapat mengikuti jalan cerita. Disuguhkan dalam dua sudut pandang yaitu sudut pandang Carine McCandless (Jane Malone) sang adik, dan sudut pandang Christopher sendiri berdasarkan catatan hariannya. Namun, film ini tetap berhasil meraih sukses besar. Meraih 2 kategori Oscar, 7 penghargaan lainnya, dan masuk dalam 24 nominasi lain.

Ada banyak pesan moral yang dapat kita petik dari film ini. Misalnya saja, tentang peranan penting orang tua dalam kehidupan anak. Bahwa setiap laku orang tua (baik positif atau negatif) secara signifikan akan mempengaruhi langkah anak-anaknya dalam menjalani hidup mereka ke depan.

Juga tentang betapa berartinya keluarga bagi setiap orang. Walaupun seringkali hal itu baru disadari saat orang tersebut sudah tidak ada lagi di dekat kita. Ini digambarkan saat orang tua Christoper McCandless yang selama ini begitu mementingkan karier mereka, menyadari dan merasakan kehilangan yang memdalam setelah Chris memutuskan pergi meninggalkan rumah. Atau, ketika Jan Burres (Catherine Keener) yang ditemui Chris dalam perjalanan, berkisah tentang Reno, anaknya yang menghilang sejak lama. Atau cerita Ron Franz (Hal Holbrook) yang kehilangan anak dan istrinya di masa lalu, dan berniat mengadopsi Christopher McCandless.

Secara keseluruhan, Into the Wild adalah film yang sangat menarik. Walau selalu mengajak kita untuk berpikir dan merenung, namun dapat memberikan kita pencerahan. Film ini juga mengajak kita untuk sesekali memandang hidup dari sudut pandang yang berbeda.

BandungBarat, 14 Juni 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI RAKYAT (PUISI LAMA): PANTUN

      KOMPETENSI DASAR 3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puis...