Kamis, 02 Januari 2020

HUJAN DAN KENANGAN

HUJAN DAN KENANGAN
oleh Lily N. D. Madjid

Gerimis merinai. Rintiknya turun bagai jutaan jarum dingin yang menyerbu bumi.

Aku masih duduk di sini. Berteman secangkir teh lemon kesukaanku. Kuhirup aromanya yang menguar. Sambil kugenggam erat cangkir yang masih setengah terisi. Hangat menjalar.

Hujan dan secangkir teh selalu saja cepat menyeret untaian kenangan di kepala. Tentang apa lagi jika bukan kenangan indah tentangmu.

Kenangan terakhir kita, terjadi saat hujan turun seperti ini. Kuucapkan salam perpisahan, lalu matamu menatap nanar penuh pertanyaan.

Kau tak pernah tahu, mengapa dingin belatiku merobek kulitmu. Lalu aku dengan penuh kasih menggenggam hangat hatimu. Ya, aku merebutnya kembali setelah ia dicuri perempuan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI RAKYAT (PUISI LAMA): PANTUN

      KOMPETENSI DASAR 3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puis...